Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
(hanan)
***
Pernahkah saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang
bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita
semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan
antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah,
jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata
jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah,
‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi
cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka
adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat :
49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di
bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang
biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia
pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan
Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai
wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya
sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada
bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak
daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada
Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain
sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya
kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas.
Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan
tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama
sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.
Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami
pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal
dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di
antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu
dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu
dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling
baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku
dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa
dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
—-
Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang
menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah
lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah
lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.
Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya.
Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran
Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya.
Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan
yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap
teguh mempertahankan keimanannya.
Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah
mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya,
sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya.
Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh
Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud,
berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul
“Menjadi wanita paling bahagia”.
Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam
al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk
kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak
hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya.
Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan
melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya.
Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang
lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari
surga yang begitu indah.
Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama
dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan
memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah
dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu